DEFINISI MANDI WAJIB
Mandi wajib sama halnya dengan mandi junub
(mandi habis hubungan suami istri), yaitu mandi yang perlu dilakukan
oleh seorang muslim untuk membersihkan dirinya dari hadas besar dengan
melakukan rukun-rukunnya salah satunya adalah mandi membasahi seluruh
anggota badan , mandi wajib ini berlaku untuk wanita atau juga laki-laki
SEBAB ANDA PERLU MANDI WAJIB
Melakukan
hubungan suami istri (jimak) apabila zakar (kemaluan laki-laki)
dimasukkan ke dalam faraj (kemaluan perempuan) walaupun tidak keluar air
mani.-> berhubungan badan walaupun tanpa disertai keluarnya mani.
Jika
keluar air mani walaupun zakar tidak dimasukkan ke dalam faraj. ->
keluarnya mani yang disertai syahwat, baik dalam keadaan tidur maupun
terjaga.
Keluar air mani kerana bermimpi (wet dream).
Mati melainkan mati syahid.
Keluar
haid bagi perempuan . “Jika datang haid, maka tinggalkan solat. Dan
jika telah lewat, maka mandi dan Solatlah” (HR. Al Bukhari)
Keluar nifas (darah yang keluar mengiringi bayi ketika perempuan bersalin).
Wiladah atau melahirkan anak.
Mati (dimandikan).
Masuk
Islam bagi orang yang sebelumnya kafir. Dari Qais bin Ashim, ia
menceritakan bahwa ketika ia masuk Islam, Nabi saw menyuruhnya mandi
dengan air dan bidara (HR. At Tirmidzi dan Abu Dawud)
HUKUM MANDI WAJIB
Hukum mandi wajib ini adalah wajib
RUKUN MANDI WAJIB ada 3 :
Niat
Niat ini hanya diucapkan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan secara lisan.
Menghilangkan kotoran dan najis pada badan
Bila
ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa berbarengan dengan mandi wajib.
Artinya membersihkan najis boleh disatukan dengan mandi wajib.
Meratakan air ke seluruh anggota badan yang zahir (terlihat) termasuk semua lipatan badan.
Meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat.
NIAT MANDI WAJIB
Niat
mandi wajib secara ringkasnya adalah “Sengaja aku mandi wajib kerana
Allah Taala.” Lafaz niat yang lain “Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil
akbari janabati fardlal lillaahi ta’aalaa” (Artinya: Sengaja aku mandi
wajib untuk menghilangkan hadas besar dan mandi wajib kerana Allah
Taala). Niat yang penting kita meniatkan karena Allah, tidak mesti
diucapkan dalam bahasa Arab kalau kita belum bisa.
Untuk
perempuan yang mandi wajib kerana hadas haid niat mandi wajibnya adalah
“Sengaja aku membersihkan hadas haid kerana Allah Taala.” Sedangkan
untuk yang habis nifas, niat mandi wajibnya ialah “Sengaja aku
membersihkan hadas nifas kerana Allah Taala”.
Niat mandi wajib
hendaklah diucapkan apabila mulai mengenakan air ke bagian anggota
mandi.Bila niat dilafalkan setelah seseorang telah membasuh anggota
badannya, mandi wajibnya tidak sah dan dia mesti mengulang kembali
niatnya ketika memulai membasuhkan air ke seluruh anggota badannya.
Begitupun jika seseorang berniat sebelum air sampai ke badan, niat itu
juga tidak sah dan dia harus mengulang kembali niatnya sambil
membasuhkan air ke seluruh anggota badannya.
Orang yang tidak
berniat mandi wajib tidak memenuhi rukun mandi wajib dan dengan itu
tidak boleh dikatakan telah melakukan mandi wajib. Dia hanya sekadar
mengerjakan mandi biasadan masih terikat dengan larangan yang dikenakan
untuk orang yang berhadas besar.
TATA CARA MANDI WAJIB SESUDAH HAID
Dalam
pandangan agama Islam, haid merupakan sesuatu yang najis dan akan
menjadi penghalang para wanita dalam melaksanakan ibadah sholat dan
puasa. Oleh sebab itu maka setelah selesai haid seorang wanita harus
bersuci dengan cara yang lebih dikenal dengan sebutan mandi wajib haid.
Aturan-aturan
pelaksanaan dan tata cara mandi wajib setelah haid harus disesuaikan
dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dan dalam hal
ini dilaksanakan sesuai dengan yang diriwayatkan pada hadits oleh Muslim
dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu
‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang
mandi haidh, maka beliau bersabda:
"Salah seorang di antara
kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau
boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent)
kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan
air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga
air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh
badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak
wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata:
“Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah"
maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: "Engkau mengikuti (mengusap) bekas
darah (dengan kain/kapas itu)."
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha
bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
tentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci,
beliau bersabda:
“Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau
kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu
berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda:
“Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian
berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya(potongan
kain/kapas).”(HR. Muslim: 332)
An-Nawawi rahimahullah berkata (1/628):
“Jumhur
ulama berkata (bekas darah) adalah farji (kemaluan).” Beliau berkata
(1/627): “Diantara sunah bagi wanita yang mandi dari haid adalah
mengambil minyak wangi kemudian menuangkan pada kapas, kain atau
semacamnya, lalu memasukkannya ke dalam farjinya setelah selesai mandi,
hal ini disukai juga bagi wanita-wanita yang nifas karena nifas adalah
haid.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam an-Nisaa’: 117 juz: 1).
Syaikh Mushthafa Al-’Adawy berkata:
“Wajib
bagi wanita untuk memastikan sampainya air ke pangkal rambutnya pada
waktu mandinya dari haidh baik dengan menguraikan jalinan rambut atau
tidak.Apabila air tidak dapat sampai pada pangkal rambut kecuali dengan
menguraikan jalinan rambut maka dia (wanita tersebut)
menguraikannya-bukan karena menguraikan jalinan rambut adalah
wajib-tetapi agar air dapat sampai ke pangkal rambutnya, Wallahu A’lam.”
(Dinukil dari Jami’ Ahkaam An-Nisaa’ hal: 121-122 juz: 1 cet: Daar
As-Sunah).
Dengan beberapa hadist tersebut, maka beberapa hal
yang wajib dilakukan oleh seorang wanita apabila telah bersih dari haid
adalah membersihkan seluruh anggota badan minimal dengan menyiramkan air
keseluruh badan sampai kepangkal rambut. Adapun tata cara mandi wajib
haid secara ringkas dapat dilakukan sebagai berikut :
Cara mandi wajib yang paling baik adalah mengikuti cara yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi.
1. Membaca bismillah sambil berniat untuk membersihkan hadas besar .
2. Membasuh tangan sebanyak 3 kali.
3. Membasuh alat kelamin dari kotoran dan najis.
4. Mengambil wuduk sebagaimana biasa kecuali kaki. Kaki dibasuh setelah mandi nanti.
5. Membasuh keseluruhan rambut di kepala.
6. Membasuh kepala berserta dengan telinga sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air.
7. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kanan dari atas sampai ke bawah.
8. Meratakan air ke seluruh tubuh di sebelah lambung kiri dari atas sampai ke bawah.
9. Menggosok bagian-bagian yang sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.
10. Membasuh kaki.
Begitulah tata cara dalam mandi wajib, semoga bermanfaat -
Facebook.