Pages

Friday 29 May 2015

Kisah Nyata : Kejadian aneh di Masjid Nabawi ketika menunaikan Ibadah Haji

Berikut ini adalah sebuah pengalaman menakjubkan yang di tuturkan oleh Haekal Siregar, penulis yang dikenal lewat buku “Nikah Dini Keren”, saat menunaikan Ibadah Haji tahun ini. Kejadian ini sendiri berlangsung tepatnya tanggal 24 Juni 2014.

Ada sebuah kisah menarik di Masjid Nabawi…

Suatu hari, tatkala subuh menjelang, saya bersama teman saya, Pak Anang, kebagian tugas menjaga seorang kakek bernama Daeng Manggati Adam, anggota rombongan saya. Kakek ini, saking tuanya, sudah sedikit pikun. Baru keluar hotel sedikit, sudah lupa arah pulang.

Bahkan saluran kemihnya pun sudah tidak terkontrol sehingga perlu dipakaikan popok agar tidak buang air kecil kemana-mana. Tambahan lagi, berhubung sang kakek selama hidupnya mungkin tinggal di daerah (Makassar), bahasa Indonesianya pun kurang jelas, sehingga kami yang tinggal sekamar selama sepuluh hari saja, sampai akhir tidak bisa begitu jelas mendengarkan ucapan sang kakek.

Nah, sampai di Masjid Nabawi, sekitar pukul 3 dini hari, ternyata masjid sudah luar biasa penuh. Ribuan orang sholat sunat, membaca quran, berdoa, dan sebagainya. Berhubung kami juga ‘wisatawan’, kami (saya dan Pak Anang) tidak mau kehilangan kesempatan untuk mengantri berdoa di Raudhoh (tempat antara Makam Rasulullah dan mimbar beliau, tempat mustajab doa di Madinah).

Itu antriannya, sudah penuh! Mungkin mereka mulai mengantri dari jam 1 kali ya. Nah, sempat kepikiran untuk bergantian. Saya dulu mengantri, baru setelah itu giliran Pak Anang. Dengan begitu, sang kakek akan selalu dijaga oleh seseorang. Tapi dasar sama-sama wisatawan, kami gak ada yang mau mengalah. Jadilah kami berdua mengantri bersama di Raudhoh, setelah mewanti-wanti dengan tegas, agar si kakek tetap di tempat dan tidak kemana-mana.
Singkat kata, proses mengantri sampai balik lagi ke tempat semula, memakan waktu kira2 satu jam. Saya pun terpisah dengan Pak Anang saking penuhnya antrian. Lega dan bersyukur memperoleh kesempatan berdoa di Raudhoh, saya balik lagi ke tempat semula (tandanya adalah tiang, dan saya ingat betul tiangnya).

Ternyata, setelah balik ke tempat semula, sang kakek sudah tidak ada lagi di situ! Panik dong! Di tengah ribuan orang begitu, bagaimana pula caranya saya mencari seorang kakek!

Itu tiang tempat saya tinggalkan sang kakek, sampai saya putari untuk mencari keberadaan sang kakek. Plus saya putari juga tiang-tiang sekitar situ. Sama sekali tidak ketemu! Total saya mencari sang kakek sekitar 2 jam, sampai jam 6. Diselingi oleh sholat subuh.

Masih positive thinking, saya balik ke hotel. Berharap sang kakek sudah dibawa oleh Pak Anang pulang. Ternyata, di hotel pun, sang kakek masih tidak ada! Celakanya, Pak Anang juga menyangka sang kakek bersama saya…

Atas saran pembimbing kami, Mbak Elly Lubis, kami menunggu saja kabar siapa tahu ada yang menghubungi nomer yang ada di kalung sang kakek. Sayangnya, nomer tersebut adalah nomer Indonesia, dan saya sendiri sih, mencoba beberapa kali menelepon nomer tersebut, namun tidak pernah tersambung.

Sampai dzuhur, tidak ada kabar apapun terkait keberadaan sang kakek. Waktu sholat dzuhur, saya dan Pak Anang akhirnya memutuskan untuk kembali lagi ke lemari tempat kami meletakkan sandal bersama sandal sang kakek. Di situ, saya sampai menunjukkan kepada Pak Anang, bahwa sandal sang kakek masih ada di situ. Artinya, sang kakek seharusnya tidak kemana-mana, atau paling tidak, dia kemana-mana tidak pakai sandal!

Selesai sholat dzuhur, kami mencoba untuk mencari lagi sang kakek sekitar 1 jam, tanpa hasil. Begitu juga waktu ashar. Akhirnya hari itu kami tour Kota Madinah dengan hati berat membayangkan sang kakek yang dari pagi buta belum makan.

Selesai tour paska ashar, sekitar pukul 16.30, saya kembali ke kamar. Untuk mendapati sang kakek sudah selimutan di tempat tidurnya!

Nah, di sinilah keanehan cerita sang kakek…

Ternyata, sang kakek dari sejak kami tinggal ke Raudhoh, beliau tidak bergerak kemana-mana! Padahal waktu mencarinya, saya sampai memutari tiang tersebut berkali-kali, namun tidak bisa saya lihat tuh sang kakek! Kemudian, keanehan kedua, ternyata waktu dzuhur, sang kakek akhirnya memutuskan untuk duduk di bawah lemari penitipan sandal! Tempat yang tepat kami datangi ketika melihat sandal si kakek masih di situ. Dan sekali lagi, kami tidak melihat sang kakek.

Nah keanehan ketiga yang paling dahsyat! Pernah sholat ied di Istiqlal? Nah, kondisi Masjid Nabawi serupa dengan kondisi penuhnya sholat ied di Istiqlal, hanya saja masjid ini penuh 5x sehari. Pada kondisi penuh seperti itu, sang kakek (yang sama sekali tidak terlihat bingung atau bertanya-tanya pada orang sekitar), dengan ratusan orang seumuran sng kakek di situ, sebesar apa kemungkinannya ada orang tiba2 bertanya pada sang kakek, di negeri yang berbahasa arab ini, dengan menngunakan bahasa Indonesia?

Jadi, pada saat ba’da ashar, sang kakek cerita, dia didatangi oleh seorang lelaki, dengan pakaian seperti anggota Jamaat Tabligh (versi sang kakek), dengan wajah arab, berjenggot tebal, tiba2 bertanya dengan bahasa Indonesia ke si kakek, “Sedang apa, pak?”

“Sedang menunggu teman saya,” jawab sang kakek.

“Mari ikut saya, pak,” ajak lelaki tersebut.

Dan ternyata, lelaki tersebut mengantarkan sang kakek, ke hotel tempat kami menginap, sampai ke kamar langsung! Di lantai 14! Tanpa bertanya ke sang kakek, dimana letak hotelnya, apalagi kamarnya! Dan seandainyapun bertanya, saya yakin sang kakek tidak bisa menunjukkan dengan jelas letak hotel tempat kami menginap, apalagi kamarnya! Subhanallaah, Allahu akbar!

Mbak Elly Lubis, pembimbing kami, yang tiap bulan ke Madinah-Mekah, sampai merinding ketika mendengar cerita sang kakek. Benar2 di luar akal kami untuk mencerna siapa sebenarnya lelaki yang mengantar sang kakek sampai ke kamar tersebut? Apakah malaikat? Entahlah…

Kisah benar di Jawa Tengah : Jasad Triyani masih utuh setelah 19 tahun dikubur

Warga Ciomas Bogor dihebohkan dengan utuhnya Triyani binti Kartomulyo, seorang wanita ahli shadaqah yang sudah 19 tahun dikubur. Jasad dan kain kafannya masih utuh tanpa menyebarkan bau busuk, padahal papan kayu penutup makam sudah hancur menjadi tanah.

Keajaiban itu terungkap saat penggalian makam almarhumah di TPU Kampung Bubulak RT 1/Rw 09, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, pada Kamis pagi (14/2/2013).

Pembongkaran makam Triyani itu dilakukan anak-anak almarhumah untuk memindahkan jasad almarhumah ke Purwodadi, Jawa Tengah, disandingkan di samping makam suami almarhumah.

“Kami akan bawa jenazah ibu ke Jawa Tengah untuk dimakamkan dekat makam bapak,” kata Nanang Triyadi, anak sulung almarhumah.

Pemindahan itu sendiri dilatari oleh keadaan kompleks makam Triyani yang makin rusak tergerus air sungai Ciapus. Sebelumnya, beberapa makam sudah hanyut dan rusak.

“Rencananya memang mau dipindahkan daripada makamnya rusak,” kata Nanang Arianto (49), anak sulung almarhumah. “Kalau airnya meluap, bisa-bisa jenazahnya hanyut. Makanya sebelum makam ibu saya ikut ambrol, kita sepakat pindahin ke Purwodadi,” tambahnya.

...Ibu dermawan dan suka membagikan dagangannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Pengemis dan gelandangan, sering dikasih makan kalau lewat depan warung...

Usai digali, jenazah Triyani disemayamkan di rumah Teguh, anak keduanya, di Perum Taman Pagelaran, Jl. Cemara Blok D 3 no 29, Kelurahan Padasuka Ciomas Bogor. Spontan, rumah Teguh pun kebanjiran tamu yang ingin berkunjung dan melihat keajaiban itu dari dekat.

Di rumah ini, jenazah yang meninggal pada 20 Juni 1994 ini dibaringkan di atas tikar plastik. Tampak kain kafannya masih utuh membungkus jasad almarhumah, meski warnanya telah memudar dan bercampur tanah. Yang membuat warga takjub, pada jasad almarhumah masih menempel daging dan kulit, walau terlihat mengecil. Warga semakin heran, karena jasad ini tidak mengeluarkan bau menyengat.
AHLI SHADAQAH

Utuhnya jasad Triyani ini mengingatkan pada keajaiban makam orang-orang shalih. Beberapa tahun lalu, pada Ahad (2/8/2009), hal serupa terjadi di Tangerang. Jenazah KH Abdullah Mukmin yang dimakamkan di area mushalla An-Najat di Jl Benda, Kota Tangerang, masih utuh meski telah 26 tahun berkalang tanah. Makam ulama yang pernah menuntut ilmu selama 7 tahun di Darul Ulum Mekkah, Arab Saudi ini dibongkar karena rencana pelebaran jalan.

Di Tangerang, keshalihan ulama yang sangat tegas ini tidak perlu dipertanyakan. Selain mengajarkan ilmu agama, Kiai Abdullah juga mengajarkan kewirausahaan kepada para muridnya, antara lain cara bercocok tanam.

Keshalihan Triyani semasa hidupnya adalah suka bersedekah. Almarhumah dikenal sebagai wanita dermawan, meski hanya berprofesi sebagai seorang pedagang makanan. Ia selalu memberi bantuan bagi warga atau pengemis dan gelandangan yang kelaparan yang mampir ke warungnya.

“Saya tidak tahu fenomena apa dengan kejadian ini. Tapi, mungkin karena amal baik ibu semasa hidupnya,” jelas Teguh. “Ibu saya dulu berjualan sayuran matang. Ibu dermawan dan suka membagikan dagangannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Pengemis dan gelandangan, sering dikasih makan kalau lewat depan warung," tambahnya.

Keajaiban membaca doa ketika sujud dalam sholat

Waktu yang kita paling hampir dengan Allah adalah ketika sujud di dalam solat dan doa ketika sujudpasti akan lebih khusyuk. Berdoa ketika sujud semasa solat adalah amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah di mana Rasulullah pada kebiasaannya akan memanjangkan sujudnya untuk memperbanyakkan zikir dan doa kepada Allah.

Sabda Rasulullah s.a.w.:

“Suasana yang paling hampir antara seseorang hamba dengan Tuhannya ialah di ketika ia bersujud kerana itu hendaklah kamu memperbanyakkan doa di dalamnya.”

Semasa sujud akhir, Rasulullah kebiasaannya akan membaca doa berikut:

“Ya Allah, tambahkanlah bagiku rezeki yang banyak lagi halal, iman yang benar, ilmu yang bermanfaat, kesihatan yang elok, kecerdikan yang tinggi, hati yang bersih dan kejayaan yang besar.”

Amalkanlah doa ini dan bacalah doa ketika sujud dalam solat semoga kita mendapat manfaat dan keredhaan Allah dunia dan akhirat.

Banyak kelebihan memanjangkan sujud dan memperbanyakkan doa di dalamnya.

Di dalam sabdanya, Rasulullah mengatakan bahawa keistimewaan umatnya yang bersujud adalah:

“Tiadalah ada seorang umatku melainkan aku yang akan mengenalinya di hari kiamat.”

Mendengar itu para sahabat bertanya:

“Bagaimanakah engkau dapat mengenali mereka dalam khalayak ramai wahai Rasulullah s.a.w.?”

Jawab baginda:

“Tidakkah engkau melihat seandainya sekumpulan unta dimasuki oleh seekor kuda yang amat hitam, sedang di dalamnya pula terdapat sekor kuda putih bersih, maka adakah engkau tidak dapat mengenalinya?”

Sahabat menjawab: “Bahkan !” Rasulullah menyambung:

“Kerana sesungguhnya pada hari itu (kiamat) muka umatku akan putih (berseri-seri) disebabkan mereka bersujud (di dunia), segala anggota mereka (terutama anggota wudu’) putih berseri-seri oleh cahaya wudhu’ !!!”
Di samping itu, ahli neraka juga mendapat keselamatan kerana bekas sujudnya. Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:-

“Apabila Allah hendak melimpahkan Rahmat (kebaikan) kepada ahli-ahli neraka yang Dia kehendaki, Dia pun memerintahkan malaikat supaya mengeluarkan orang-orang yang menyembah Allah, lalu mereka dikeluarkan dan mereka dikenali dengan kesan-kesan sujud (di dahi mereka), di mana Allah swt menegah neraka memakan (menghapuskan) bekas-bekas sujud itu, lalu mereka pun keluar dari neraka, maka setiap tubuh anak Adam akan dimakan api neraka selain bekas sujud.”
Demikianlah betapa Allah memuliakan mereka yang di dalam sujudnya ada doa kepada Allah s.w.t. Oleh yang demikian, jangan mempersia-siakan membaca doa ketika sujud akhir di dalam solat.

Wallahuaklam.
Sumber : Islammy

Misteri segitiga bermuda menurut Islam

Segitiga bermuda yang juga biasa disebut segitiga syaitan terletak di wilayah lautan samudera atlantik seluas 1,5 juta batu atau 4juta km2 yang membentuk garis segita antara wilayah teritorial britania raya sebaaig titik disebelah utara, puerto rico teritorial amerika syarikat.

Ada hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda “Apabila salah seorang berada ditempat yang terbuka atau ditengah matahari sedang bersinar, lalu bayangan yang meneduhinya bergerau sehingga sebagian dari dirinya terletak ditempat panas dan sebelah lagi di tempat sejuk, maka hendaklah dia berdiri atau meninggalkan tempat itu” dikatakan larangan ini kerana tempat seperti itu adalah tempat yang paling digemari oleh Syaitan.Jadi apa kaitannya dengan bermuda???
Menurut Syaikh Imam M. Ma’rifatullah Al-arsy, segitiga bermuda merupakan tempat titik terujung di dunia ini. Ditengah kawasan itu terdapat sebuah telaga yang airnya dapat membuat siapa saja yang meminumnya menjadi panjang umur, ditempat itu pula Nabiyullah Khidir A.S bertakhta sebagai penjaga sumber air kehidupan tersebut.Syaitkh imam M. M berkata kalau penyelamat akhir Zaman Imam Mahdi akan keluar dari Ghaibnya melalui tempat tersebut dengan menggunakan jubah suci berwarna kebiruan.
Jadi bagaimana kapal-kapal yang melalui kawasan itu ghaiab? Hanya Allah sahaja yang tahu.